Sabtu, 01 Desember 2012

Analisis GC-MS dan daya anti bakteri minyak atsiri Citrus amblycarpa (Hassk) Ochse

Tabel I. Hasil rendemen dan tetapan fisika minyak atsiri daun dan kulit buah jeruk limau.
Minyak Daun Minyak Kulit Buah
Rendemen (%)
Bobot jenis (25 °C)
Indeks bias (20 °C)
0,47 ± 0,035
0,8629 ± 0,0089
1,4478 ± 6,7028.10-4
0,72 ± 0,027
0,8957 ± 0,0010
1,4736 ± 2,4495.10-4

Hasil destilasi minyak atsiri dari daun
dan kulit buah jeruk limau serta tetapan
fisika minyak hasil destilasi, tertera pada
Tabel I.
Dari hasil rendemen terlihat, bahwa
minyak atsiri yang berasal dari kulit buah
lebih besar dibanding yang berasal dari daun.
Demikian halnya dengan bobot jenis serta
indeks biasnya. Adanya perbedaan tetapan
fisika dari 2 jenis minyak ini kemungkinan
disebabkan adanya perbedaan komposisi
senyawa penyusunnya. Komponen
penyusun minyak daun jeruk limau yang
dapat diidentifikasi adalah β-pinena, linalool,
sitronelal, sitronelol dan geraniol. Sedang
minyak kulit buah jeruk limau tersusun dari
β-pinena, simena, limonena dan sitronelal.
Menurut Lota, dkk (2001) tiga komponen
utama dalam minyak atsiri kulit buah jeruk
umumnya adalah limonena, terpinena, dan
linalil asetat, sementara komponenpenyusun minyak atsiri daun adalah linalool,
γ-terpinena, dan metil-N-metil antranilat.
Hasil analisis GC-MS dari minyak atsiri
daun dan kulit buah jeruk limau yang dapat
diidentifikasi tertera pada Tabel II,
kromatogram gas tertera pada Gambar 1,
dan 2, spektrum massa dari 7 senyawa yang
teridentifikasi dan spektra bank data NIST
tertera pada gambar 3a, 3b, 4, 5, 6, 7a, 7b, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16.
Adanya perbedaan komponen
penyusun dari kedua minyak tersebut mengakibatkan
aktivitas anti bakteri yang
berbeda. Hasil aktivitas antibakteri dari
kedua minyak di atas tertera pada Tabel III.
Dari hasil di atas terlihat, bahwa
minyak atsiri baik dari daun maupun kulit
buah keduanya lebih aktif membunuh
bakteri S. aureus dibanding terhadap E. coli.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena
adanya perbedaan susunan dinding sel
bakteri. Dinding sel bakteri Gram (+) relatif
lebih sederhana, hanya terdiri dari
komponen peptidoglikan dan asam teikoat,
sementara dinding sel bakteri Gram (-)
mempunyai struktur berlapis 3, terdiri dari
peptidoglikan, lipoprotein, membran luar
dan lipopolisakharida.
Minyak atsiri pada dasarnya memiliki
kelarutan yang rendah di dalam air, sehingga

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. apakah penentuan sifat fisik dalam identifikasi senyawa geraniol akan berpengaruh pada penentuan struktur geraniol dalam spektrometri massa dalam kromatogram gas?

    BalasHapus
  3. menurut pendapat saya penentuan sifat fisik berpengaruh pada penentuan struktur geraniol dalam spektroskopi massa kromatogram gas,karena terkadang sifat molekul merupakan penyumbang dari jumlah berbagai kontribusi bagian-bagian senyawa yang ditentukan strukturnya, misalnya titik didih,indeks bias,warna,berat jenis dan putaran optik.

    BalasHapus
  4. sifat fisik ataupun sifat kimia suatu senyawa tentu saja sangat dipengaruhi oleh struktur senyawa tersebut.
    minsalnya saja, semakin panjang rantai suatu senyawa maka titik didihnya juga akan lebih tinggi.

    BalasHapus
  5. menurut pendapat saya, saya setuju dengan pendapat saudara nurwansyah,penentuan sifat fisik berpengaruh pada penentuan struktur geraniol dalam spektroskopi massa kromatogram gas,karena terkadang sifat molekul merupakan penyumbang dari jumlah berbagavbi kontribusi bagian-bagian senyawa yang ditentukan strukturnya,dan sedikit tambahan mungkin ada perbahan pergerakan pada spektrometrinya, .

    BalasHapus